Reviens.id, Purworejo – Pandemi Covid-19 masih menjadi penghalang buat berkembangnya berbagai bidang usaha dan aktifitas produksi. Beberapa anak muda dalam kategori usia yang sangat produktif terpaksa berhenti bekerja di kota besar seperti Bekasi dan Jakarta. “Saya terpaksa pulang kampung, meski bingung dalam situasi yang memaksa harus berpikir kreatif, ke depannya agar tetap bisa hidup dan merenda cita-cita!” kata Helmi alumni sebuah SMK swasta di Purworejo.
Helmi tak sendiri, ada Febri Rispatiani, alumni sebuah SMK Negeri di Kutoarjo, yang juga berhenti bekerja di sebuah kios kecil menjual pulsa. Saat mereka kebingungan mau ke mana dan bekerja apa, sebuah tawaran peluang dari Grup WA Karang Taruna desanya menawarkan pelatihan di LKP Vanny Course. Sebuah peluang emas, kecuali gratis, mereka juga dibekali ilmu teori dan praktis untuk mengembangkan sebuah usaha.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan (sekarang Direktorat Vokasi) sudah meluncurkan program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Program ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi angka pengangguran di Indonesia.
Endang Sumartini, Amd, Pimpinan Vanny Course mengungkapkan, program ini sangat dibutuhkan oleh para pemuda/pemudi usia produktif yang memang butuh bekal untuk memasuki dunia kerja. PKW merupakan layanan pendidikan lewat kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dapat dijadikan bekal untuk berwirausaha.
“Di Vanny Course yang kami kelola sudah banyak mencetak peserta yang mengikuti prorgam PKW telah berhasil menciptakan lapangan kerja secara mandiri, “kata Endang kepada reviens.id.
Helmi dan Febri mendapat kesempatan belajar Design Grafis di Vanny Course bersama 15 anak yang senasib. “Saya bisa mengenal Corel Draw dan Photoshop dari nol di Vanny Course, betul-betul mengasyikan di tengah situasi yang tak menentu akibat Pandemi Covid-19!” kata Febri girang.
Ke 15 anak beruntung ini lewat proses penjaringan bekerja sama dengan pemerintahan desa, setidaknya bisa meniupkan semangat dan melawan keputusasaan dalam persaingan di dunia kerja.
Program PKW yang digelar dari 25 Sep – 5 Nov ini merupakan tahun ke 2 yang digelar di Vanny Course. Sasarannya memang pemuda/pemudi kurang mampu atau putus sekolah dan yang belum bekerja. Dari catatan Vanny Coursem beberapa peserta berasal dari Desa Bandungrejo, Kemiri, Pituruh dan Butuh.
Vanny Course yang berdiri sejak 8 Desember 2005 ini dipercaya menggelar PKW sudah mencetak peserta yang mampu mandiri membuka usaha produktif. “Harapan saya, lembaga ini bisa mencerdaskan anak anak yang kami latih, biar bisa mandiri, punya pekerjaan dan bisa berwirausaha!” tambah Endang.
Materi PKW Design Grafis dari teori sampai praktis mencetak design pada sisi Mug (gelas) dan sablon kaos (digital dan manual). Acara ini digelar di Vanny Course tepatnya di depan Lapangan Tembak Sekip Jln Gajah Mada – Kecamatan Bayan.
“Kami juga berikan tips penjualan produk yang sudah mereka buat, misal dari modal yang ada kemudian menekan biaya produksi, mengitung BEP dan keuntungan.” kata Dika Widayat salah satu instruktur.
Materi wirausaha juga melipiti cara menjual dan promo online dan offline. Kasi Dikmas Dikpora Purworejo, Dra. Sri Suprihastanti, M.Pd mengatakan bahwa program PKW dan PKK (Pendidikan Kecakapan Kerja) selama sekitar 1 bulan ini dengan waktu sekitar 200 jam sangat penting untuk mengurangi membekali pemuda/pemudi usia produktif.
“Vanny Course dan Modes Anita terpilih sebagai tempat penyelenggara tahun ini di Purworejo, untuk yang PKK nanti ya akan disalurkan disebuah usaha konveksi, sedangkan untuk yang PKW didorong untuk membuka wirausaha mandiri.” kata Tanti. (agam)
Discussion about this post