Reviens Purworejo – Puluhan pejuang kemerdekaan yang tergabung dalam Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Markas Cabang Kabupaten Purworejo bertemu dan bernostalgia kembali dalam acara Tasyakuran Hari Ulang Tahun LVRI Ke- 63 di Sulthan Kafe Purworejo, Rabu (8/1).
Mengenakan seragam berwarna krem dan berpeci khas Legiun Veteran, meski terlihat berusia senja, semangat mereka masih terlihat membara saat meneriakkan kata “Merdeka”. Kisah heroik, spirit kepahlawanan dan nasionalisme kembali bergema manakala mereka bertemu kawan seperjuangan, seolah baru kemarin memanggul senjata dan berlari diantara desingan peluru.
Terkait Tema yang diusung tahun ini yakni “Melalui Peringatan HUT Ke- 63. LVRI Memantapkan Upaya Pewarisan JSN’45 dan Kesejahteraan Veteran.” Realitanya mengisyaratkan para pejuang itu masih butuh perhatian dalam hal kesejahteraan.
“Total anggota aktif LVRI di Kabupaten Purworejo ada 148 orang, 39 diantaranya merupakan Veteran Pejuang Kemerdekaan dengan usia rata rata 90 tahun, Veteran Pembela Kemerdekaan usia 68 tahun ke atas dan Veteran Perdamaian yang lebih muda.” kata Mayor Inf. TNI (Purn) Ngadimin, Ketua Markas Cabang LVRI Purworejo kepada Reviens.
Serangkaian kegiatan sudah dilakukan mulai dari awal tanggal 2 Agustus 2019 lalu yakni ziarah kubur ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Projo Handoko Loyo Purworejo. Dilanjutkan dengan upacara di Makodim 0708 Purworejo dan anjangsana anggota veteran yang sudah sepuh dan sakit. Diantaranya Mayor TNI (Purn) Bagiyo yang terharu saat dikunjungi Dandim 0708 Purworejo, Letnan Kolonel Inf. Muchlis Gasim, S.H., M.Si. di rumahnya di Kampung Pangenrejo Purworejo.
Tercatat nama beberapa pejuang Legiun Veteran yang menggenggam Bintang Gerilya di masa perjuangan bertaruh nyawa kini rata-rata memasuki usia di atas 90 tahun. Harun Rasyid pejuang yang kini berusia 94 tahun namun tak tercatat dalam daftar anggota militer.
“Beliau sipil diangkat menjadi anggota Legiun Veteran, aksi heroik yang tak terlupakan adalah menghadang konvoi pasukan Belanda di jalan Purworejo – Kutoarjo dengan persenjataan minim dan konvensional berhasil membuat porak poranda kubu musuh.” Tambah Ngadimin.
Beberapa mengabdi kan diri menjadi Kepala Desa di penghujung masa tuanya.
“Kami sangat berterima kasih kepada Bapak Dandim 0708 Purworejo yang memberikan perhatian dan apresiasi kepada para Legiun Veteran di Purworejo, bahkan beliau siap bersedia mengunjungi para pejuang!” Ngadimin haru.
Namun demikin kepada Reviens Ngadimin mencurahkan isi hatinya, “Pernah dalam sebuah peringatan Hari Pahlawan kami tak diundang, kebangeten sekali!” Mudah-mudahan Pemkab Purworejo juga memberi perhatian kepada para pendahulu, pejuang yang bertaruh nyawa demi kemerdekaan. Veteran agar diperhatikan dan di uwongke, veteran sudah tua tak minta apa apa bisa hidup mandiri!”
Para pengurus Legiun Veteran melakukan aktifitas tanpa gaji dan honor suka rela karena semgangat nasionalisme.
Dalam sambutannya Dandim 0708 Purworejo, Letkol. Inf. Muchlis Gasim, S.H,.M.Si menyatakan rasa hormatnya diundang dalam acara tasyakuran ini.
“Tetap menjaga dan mengembangkan silaturahmi guna menjalin rasa emosional yang kuat antara kita baik yang masih aktif dengan para anggota LVRI. Dengan menyadari bahwa kita merupakan salah satu komponen bangsa yang tetap menjaga keutuhan Bangsa dan Negara Republik Indonesia!” kata Gasim bersemangat.
Sementara itu dalam Amanatnya, Dewan Pimpinan Pusat LVRI tertanda Ketua Umum, Mayjend TNI (Purn) Saiful Sulun berharap kepada pemerintah agar tetap memberikan dorongan dan bantuan kepada para Legiun Veteran RI dalam melaksanakan tugas sesuai pasal 19 UU No. 15 tahun 2012 tentang Veteran RI.
Dalam Tasyakuran ini tercatat daftar tamu undangan adalah Ormas Pemuda Pancasila, FKPPI, DHC (Dewan Harian Cabang) Badan Pemberdayaan Perjuangan 45, PWRI, Pepabri, PP Polri dan Ketua DPRD Purworejo.
“Kami masih berharap dalam pembahasan anggaran APBD ada alokasi buat LVRI, sampai hari ini masih belum terealisir!” tambah Ngadimin. (agam)
Discussion about this post