Reviens.id, Kebumen – Mata Najwa kembali menyoroti isu terkait Covid-19 mengenai kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau yang disingkat PPKM darurat.
Kebijakan PPKM darurat diumumkan Presiden Jokowi melalui live streaming YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis 1 Juli 2021.
Kebijakan PPKM darurat merupakan kebijakan pengganti dari skema Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB).
Diketahui, kebijakan PPKM daruarat berlaku mulai tanggal 3 Juli hingga 20 Juli khusus di Pulau Jawa dan Bali.
Pada rangkaian acara Mata Najwa terkait PPKM Mikro, Najwa Shihab mewawancarai salah satu anggota DPR yang diunggah dalam akun Instagramnya.
Sebelum bertanya langsung kepada anggota DPR tersebut, Najwa Shihab membacakan kebijakan-kebijakan mengenai PPKM.
“Dilemanya selalu soal ekonomi begitu, jadi saya mau tanya nih,” tutur Najwa Shihab.
“Yang punya kuasa anggaran salah satunya juga adalah anggota DPR, jadi kita masih punya uang gak sih?” Pertanyaan yang dilontarkan Najwa Shihab kepada Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris.
“Apa memang alasan utama terlambat, atau tadi baru mengambil keputusan sekarang karena kekhawatiran anggaran?” Lanjutnya.
Najwa juga mengungkapkan jika banyak kepala daerah tidak memberlakukan lockdown karena alasan anggaran.
“Karena kita dengar kepala daerah mengatakan mau lockdown, gimana? Enggak ada duitnya begitu, jadi kita enggak punya duit.”
Anggota DPR, Charles Honoris menanggapi bahwa mereka tidak menerima alasan tidak memiliki anggaran untuk penanganan Covid-19.
“Saya tidak pernah bisa menerima alasan bahwa kita tidak punya anggaran untuk mengambil keputusan atau kebijakan yang paling tepat dalam menghentikan laju penularan Covid-19 di Indonesia.”
Charles Honoris juga memaparkan anggaran dari berbagai kementerian. Ia memberikan contoh anggaran DAU (Dana Alokasi Umum) dan DBH (Dana Bagi Hasil) yang 8 persennya untuk penanganan Covid-19.
Ia menuturkan bahwa penerapan anggaran tersebut rendah sekali, baru 23 persen dan belum sesuai harapan.
Diakhir tayangan tersebut, Najwa Shihab dan Charles Honoris menyimpulkan bahwa uangnya ada tapi tidak dipakai untuk penanganan Covid-19.
(alf/alf)
Discussion about this post